Sabtu, 20 April 2013

GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
EFIKASI DIRI DAN LAMA PEMBERIAN
AIR SUSU IBU SAJA SELAMA 2 BULAN POSTPARTUM
Zakiah, Adjat Sedjati Rasyad, H.R. Muchtan Sujatno
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Latar belakang: air susu ibu (ASI) memberikan manfaat yang besar untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi, imunologis, dan psikologis serta ekonomi. Meskipun manfaat ASI sudah
jelas bagi ibu dan bayi, namun pemberian ASI kepada bayi masih rendah. Pemberian ASI
saja di provinsi Kalimantan Selatan hanya sampai bayi berumur kurang dari 2 bulan dengan
pencapaian ASI eksklusif di bawah angka nasional. Penelitian tentang hubungan efikasi diri
dengan lama pemberian ASI telah dilakukan di negara maju, namun hal ini belum ditemukan di
Indonesia. Tujuan: tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis korelasi efikasi diri dengan
lama pemberian ASI, dan besar risiko efikasi diri rendah terhadap lama pemberian ASI selama
2 bulan postpartum. Metode: Penelitian kohort prospektif dilakukan di RSUD Ulin Banjarmasin
periode Februari sampai Mei 2011, dengan menggunakan teknik consecutive sampling berjumlah
81 ibu. Pengambilan data dilakukan pada hari pertama postpartum dan dilakukan kunjungan
rumah pada 2 bulan postpartum untuk menganalisis efikasi diri. Data dianalisis menggunakan
uji Mann Whitney, Spearman rank, dan risiko relatif. Hasil: hasil penelitian menunjukkan bahwa
56 (69%) dari 81 ibu memberikan ASI kepada bayinya <60 hari, lama pemberian ASI pada
ibu dengan efikasi diri tinggi vs rendah adalah 49,27 (23,5) vs 34,50 (18,9) hari (p=0,005);
korelasi efikasi diri dengan lama pemberian ASI adalah r=0,357 (p=0,001); risiko pemberian
ASI <60 hari pada efikasi rendah 1,93 kali lebih tinggi daripada efikasi diri tinggi (p=0,037).
Simpulan: ibu dengan efikasi diri tinggi lebih lama memberikan ASI dibandingkan dengan efikasi
diri rendah, terdapat korelasi positif antara efikasi diri pada hari pertama postpartum dengan
lama pemberian ASI pada 2 bulan postpartum. Efikasi diri ibu yang rendah merupakan faktor
risiko terhadap lama pemberian ASI selama 2 bulan postpartum.
Kata Kunci: ASI, efikasi diri, lama pemberian ASI
A. PENDAHULUAN
Air susu ibu (ASI) sebagai makanan
alamiah adalah makanan terbaik yang dapat
diberikan oleh seorang ibu kepada bayi yang
baru dilahirkannya. (Suradi R, 2007) Air susu
ibu memberikan berbagai macam manfaat
yang sangat penting bagi proses tumbuh
kembang bayi. Manfaat ASI antara lain
adalah menurunkan kejadian penyakit infeksi,
memperkuat ikatan ibu dan bayi, mengurangi
jumlah pengeluaran dalam pembelian susu
formula, dan menghemat biaya kesehatan.
Manfaat pemberian ASI bagi ibu adalah
dapat mengurangi perdarahan pada masa
Efikasi Diri dan Lama Pemberian Air Susu Ibu ... 7
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
postpartum, mempercepat kontraksi sehingga
jumlah oksitosin meningkat. (American
Academy of Pediatrics, 2005).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2002–2003, 64% bayi umur
kurang dari 2 bulan mendapatkan ASI saja, dan
hanya 48% bayi pada SDKI tahun 2007. Median
lama pemberian ASI eksklusif di Provinsi
Kalimantan Selatan adalah 1,9 bulan. (Dep
Kes, 2008) Kegagalan dalam proses menyusui
sering disebabkan karena timbulnya beberapa
masalah pada ibu maupun bayi. Masalah pada
ibu dapat dimulai sejak sebelum persalinan
(periode antenatal), pada masa pascapersalinan
dini, dan masa pascapersalinan lanjut. Selain
itu, keberhasilan menyusui juga dipengaruhi
oleh faktor psikologis ibu (sikap ibu terhadap
proses menyusui). Persiapan psikologis dapat
dilakukan sejak masa kehamilan. (Suradi R,
2007)
Dukungan dokter, bidan, atau petugas
kesehatan lainnya, teman atau kerabat dekat
sangat dibutuhkan dalam persiapan psikologis
ini. (Suradi R, 2007) Untuk itu, tenaga
kesehatan perlu melakukan deteksi terhadap
wanita yang merupakan risiko tinggi dan
mengetahui faktor predisposisi yang dapat
diubah sehingga intervensi yang dilaksanakan
dapat berdampak terhadap peningkatan
pemberian ASI. Salah satu variabel yang dapat
B. BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di RSUD Ulin
Banjarmasin periode Februari–Mei 2011.
Subjek penelitian adalah ibu-ibu postpartum
yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Ulin Banjarmasin, ditentukan dengan
teknik consecutive sampling berjumlah 42 orang
per kelompok, sehingga jumlah keseluruhan
sampel adalah 84 orang. Variabel penelitian
adalah efikasi diri dan lama pemberian ASI
saja. Data efikasi diri didapatkan dengan
menggunakan kuesioner yang diterjemahkan
dari kuesioner breastfeeding self efficacy
scale-short form (BSES-SF) berupa skala
Likert dengan rentang nilai 14–70.(Dennis
CL: 2003) Data efikasi diri ibu ini sebagai
data dasar dalam penentuan kedua kelompok,
yaitu kelompok ibu dengan efikasi diri rendah
dengan nilai ≤mean dan efikasi diri tinggi
diubah tersebut adalah kepercayaan ibu untuk
memberikan ASI yang selanjutnya disebut
efikasi diri menyusui. (Bylth R: 2002),
Penelitian tentang efikasi diri pada ibu
menyusui dengan lama pemberian ASI di
Indonesia secara empiris belum ada bukti
khususnya di Provinsi Kalimantan Selatan
terutama dengan praktik lama pemberian ASI
saja kepada bayi hanya sampai umur kurang
dari 2 bulan.
8 Efikasi Diri dan Lama Pemberian Air Susu Ibu ...
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
dengan nilai >mean. Selanjutnya dilakukan
kunjungan rumah setelah 2 bulan postpartum
untuk mengumpulkan data tentang lama
pemberian ASI saja.
Analisis statistik yang digunakan adalah
uji Mann Whitney untuk membedakan lama
pemberian ASI, Spearman rank untuk korelasi
efikasi diri dengan lama pemberian ASI, dan
risiko relatif untuk mengetahui faktor risiko
efikasi diri rendah terhadap lama pemberian ASI.
Perhitungan statistik dikerjakan dengan piranti
lunak SPSS version 16.0 for windows.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini hasil penelitian yang diperoleh
setelah melalui pengolahan data. Berdasarkan
penilaian efikasi diri ibu didapatkan 41 orang
pada kelompok ibu dengan efikasi diri tinggi
dan 40 orang pada kelompok dengan efikasi
diri rendah sehingga jumlah keseluruhan
responden adalah 81 orang.
Tabel 1 Distribusi Respoznden Berdasarkan
Lama Pemberian ASI Saja
Lama Pemberian ASI
Saja
<60 hari
60 hari
Jumlah
n
56
25
81
Persentase (%)
69
31
100
Sebagai
selingan ASI
ASI belum
keluar
Bayi menangis
Bayi tidak mau
menyusu
ASI kurang
lancar
Persiapan
bekerja
Agar bayi puas
Total
Alasan
kepada bayinya selama 2 bulan (60 hari) akan
tetapi juga mendapatkan susu formula dan air.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jenis Pemberian
Cairan Selain ASI
Jenis Cairan
Susu formula
Susu formula dan air
Jumlah
n
44
12
56
Persentase (%)
79
21
100
Berdasarka tabel di atas, sebagian besar
jenis cairan yang diberikan oleh ibu yang
memberikan ASI saja <60 hari adalah susu
formula, yaitu 44 orang responden.
Tabel 3 Distribusi Alasan Pemberian ASI Saja
<60 hari dan Efikasi Diri Ibu
Efikasi Diri
Rendah
n
6
%
75
Tinggi
n
2
9
5
3
3
%
25
41
56
50
50
50
-
8 100 0,44
22 100 0,813
9 100 0,475
6 100 1,000
6 100 1,000
4 100 1,000
1 100 -
56 100
n %
Nilai
p
13 59
4
3
3
44
50
50
2 50 2
1 100 -
32 24
Keterangan: Nilai p dihitung berdasarkan uji chi-square
dan Fisher exact
Berdasarkan tabel di atas, sebagian
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan
bahwa 56 responden tidak sepenuhnya
memberikan ASI saja secara berkesinambungan
besar alasan responden memberikan ASI
saja <60 hari dikarenakan ASI belum keluar
Efikasi Diri dan Lama Pemberian Air Susu Ibu ... 9
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
yaitu 22 orang responden. Berdasarkan hasil
analisis tidak terdapat perbedaan antara alasan
pemberian ASI<60 hari dengan efikasi diri ibu
menyusui, hal ini dibuktikan dengan nilai p
hitung >0,05.
Korelasi Efikasi Diri Ibu Menyusui dengan
Lama Pemberian ASI Saja
Berdasarkan uji Spearman rank, ada
hubungan yang bermakna antara efikasi diri dan
lama pemberian ASI saja dengan nilai p=0,001.
Efikasi diri ibu memiliki keeratan hubungan
sedang dengan rs=0,357 serta berpola positif,
artinya makin tinggi skor efikasi diri ibu
menyusui maka makin lama pemberian ASI
saja. Adapun persamaan regresinya adalah
Ŷ=2,486+0,769x Efikasi diri.
Tabel 4 Perbedaan Lama Pemberian ASI Saja
Selama 2 Bulan Postpartum pada Ibu dengan
Efikasi Diri Tinggi dan Rendah
Lama
Pemberian
ASI Saja
Mean (SD)
Median
Rentang
Efikasi Diri
Rendah Tinggi
(n=40) (n=41)
(hari) (hari)
34,50
(18,9)
28
1–60
49,27
(23,5)
58
2–60
2,793 0,005
uji beda menunjukkan terdapat perbedaan lama
pemberian ASI saja pada ibu dengan efikasi
diri rendah dan ibu dengan efikasi diri tinggi
dengan nilai p=0,005.
Tabel 5 Analisis Faktor Risiko Efikasi Diri Ibu
terhadap Lama Pemberian ASI Saja
Keterangan: RR = Relative Risk (95%
convident interval)
* = uji chi-square
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa
efikasi diri ibu berhubungan dengan lama
pemberian ASI saja, yaitu efikasi diri ibu yang
rendah mempuyai risiko untuk terjadinya
pemberianASI saja<60 hari 1,93 kali dibandingkan
dengan efikasi diri ibu yang tinggi.
Pada penelitian ini lama pemberian ASI
saja dipantau selama 2 bulan postpartum (60
ZM-W
Nilai
p hari), didapatkan bahwa dari 81 responden
sebanyak 56 responden (69%) tidak sepenuhnya
memberikan ASI saja kepada bayinya secara
berkesinambungan (<60 hari), akan tetapi bayi
juga mendapatkan makanan tambahan lain
seperti susu formula dan air. Pemberian ASI saja
kepada bayi secara terus-menerus tanpa adanya
makanan tambahan selama 2 bulan (60 hari)
hanya didapatkan pada 25 responden (31%).
Keterangan: ZM-W = Uji Mann-Whitney
Pada tabel di atas didapatkan, mean lama
pemberian ASI saja pada ibu dengan efikasi
diri rendah adalah 34,50 hari, sedangkan mean
pada efikasi diri tinggi sebesar 49,27 hari. Hasil
10 Efikasi Diri dan Lama Pemberian Air Susu Ibu ...
Lama Pemberian ASI RR
Efikasi <60 hari 60 hari Total Nilai p (95%
Diri n=56 % n=25 % n=81 % CI)
Rendah 32 80 8 20 40 100 0,037* 1,93
Tinggi 24 59 17 41 41 100 (1,30–
2,86)
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
Hasil ini sejalan dengan data SDKI
tahun 2007 bahwa median ASI eksklusif di
Provinsi Kalimantan Selatan hanya 1,9 bulan,
hal ini berarti bahwa sebagian besar bayi
yang mendapatkan ASI saja sebagai sumber
makanan hanya sampai bayi berumur kurang
dari 2 bulan. (Dep Kes: 2008)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dari 56 orang responden yang memberikan
ASI saja <2 bulan postparum sebanyak 44
orang (79%) memberikan susu formula
kepada bayinya selain ASI, sebagian besar
dengan alasan ASI belum keluar, yakni 22
responden. Hal ini kemungkinan dikarenakan
praktik pemberian makanan pralaktasi, yaitu
pemberian makanan atau minuman selain ASI
pada tiga hari pertama kehidupan yang tinggi di
provinsi Kalimantan Selatan sesuai data SDKI
2007, yaitu sebesar 70,7%. (Dep Kes: 2008)
Terdapat hubungan yang bermakna antara
efikasi diri dan lama pemberian ASI saja
dengan nilai p=0,001. Efikasi diri ibu menyusui
memiliki keeratan hubungan sedang dengan
rs=0,357 serta berpola positif, artinya semakin
tinggi skor efikasi diri ibu menyusui maka
semakin lama pemberian ASI. Penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
positif antara efikasi diri ibu dan lama pemberian
ASI saja selama 2 bulan postpartum.
Pada penelitian ini juga menunjukkan
bahwa ibu dengan efikasi diri tinggi lebih lama
memberikan ASI saja daripada efikasi diri
rendah, hal ini dapat dilihat bahwa mean lama
pemberian ASI saja pada 2 bulan postpartum
untuk ibu efikasi diri tinggi adalah 49,27
hari, sedangkan mean pada ibu efikasi diri
rendah sebesar 34,50 hari (nilai p=0,005).
Hasil analisis tersebut menunjukkan adanya
perbedaan lama pemberian ASI saja pada ibu
efikasi diri tinggi dan rendah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
di California oleh Pollard dan Guil (2009) yang
menyatakan bahwa secara signifikan terdapat
korelasi positif antara nilai dasar efikasi diri
pada ibu menyusui dan lama pemberian ASI
pada 6 bulan postpartum, yang berarti bahwa
semakin tinggi efikasi diri maka akan semakin
lama pemberian ASI.
Hasil penelitian serupa juga dilakukan oleh
O’Brian dkk.(2008) menyatakan bahwa terdapat
korelasi yang signifikan antara lama pemberian
ASI pada 6 bulan postpartum dan efikasi diri
ibu menyusui, dibuktikan dengan nilai korelasi
r=0,48 pada ibu yang memberikan ASI secara
penuh. Penelitian ini juga mengungkapkan
bahwa lama pemberian ASI secara unik
dapat diprediksi oleh kepercayaan pada ASI,
berencana memberikan ASI, dan efikasi diri
menyusui.
Efikasi Diri dan Lama Pemberian Air Susu Ibu ... 11
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
Penelitian oleh Hatamleh (2006) juga
mengungkapkan bahwa terdapat korelasi
antara efikasi diri dan lama pemberian ASI
pada 2 minggu dan 6 minggu postpartum. Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
Shi dkk.24 yang menyatakan bahwa salah
satu faktor yang berhubungan dengan praktik
pemberian ASI secara penuh adalah pemberian
ASI saja tanpa makanan tambahan adalah
efikasi diri ibu.
Hasil penelitian oleh Awano dan Shimada
(2010) mengungkapkan bahwa program
breastfeeding self-care yang dikembangkan
untuk meningkatkan efikasi diri ibu dalam
menyusui secara signifikan meningkatkan
efikasi diri ibu pada kelompok yang mendapat
intervensi dan berdampak positif terhadap
keberlanjutan menyusui pada 1 bulan.
Efikasi diri yang didasarkan pada social
cognitive learning theory oleh Bandura
(1977). Efikasi diri menggambarkan keyakinan
seseorang akan kemampuannya untuk
melakukan suatu tindakan tertentu agar dapat
mewujudkan hasil-hasil yang diharapkan atau
diinginkan.(Bandura A:1997)
Hasil penelitian oleh Taveras dkk. (2003)
mengungkapkan bahwa keyakinan ibu akan
kemampuannya dalam menyusui secara
signifikan berhubungan dengan keberlanjutan
menyusui pada 2 dan 12 minggu postpartum.
Efikasi diri ibu dalam menyusui akan
membantu ibu untuk menentukan tindakantindakan
tertentu yang dapat digunakan atau tidak
dan seberapa banyak upaya akan dikerahkan
guna mencapai tujuan, membangun motivasi
diri, dan apakah tindakan tersebut akan dapat
dilanjutkan apabila ada hambatan atau kesulitan,
serta bereaksi positif dalam menghadapi
kesulitan tersebut.(Albery: 2011)
Berdasarkan teori efikasi diri, ibu menyusui
akan menilai empat sumber utama informasi
sebagai dasar dalam menentukan kemampuan
mereka dalam menyusui bayinya, yaitu
pencapaian kinerja (seperti pengalaman
menyusui terdahulu), pengalaman orang lain
(seperti melihat ibu menyusui yang lain, peer
konseling), persuasi verbal (seperti dorongan
dari orang yang berpengaruh, seperti teman,
keluarga, dan konsultan laktasi), dan respons
fisiologisnya (seperti nyeri, lelah, cemas, atau
stres).(Bandura: 1997) Efikasi diri didasarkan
pada empat sumber informasi, sehingga ibu
menyusui akan menentukan apakah ibu akan
melanjutkan dan terus menyususi bayinya
secara penuh dan eksklusif selama 2 bulan
atau memulai memberikan bayinya makanan
atau minuman tambahan atau melakukan
penyapihan pada bayinya. Semakin lengkap
informasi yang didapatkan ibu maka akan
semakin tinggi efikasi diri yang ibu miliki.
12 Efikasi Diri dan Lama Pemberian Air Susu Ibu ...
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
H al i ni t e l a h di b ukt i ka n de ng a n
dikembangkannya breastfeeding self-care
program di Jepang yang bertujuan untuk
meningkatkan keyakinan ibu dan memfasilitasi
ibu untuk dapat lebih lama menyusui. Program
ini berdasarkan pada teori efikasi diri menyusui
dan menekankan pada empat sumber utama
informasi terbentuknya efikasi diri. Penelitian
ini mengungkapkan bahwa program tersebut
dapat meningkatkan efikasi diri ibu untuk
menyusui dan berdampak positif terhadap
keberlanjutan menyusui (Awano: 2010).
Penel itian serupa juga dilakukan
oleh Hatamleh (2006) mengembangkan
breastfeeding self-efficacy intervention
yang menggabungkan empat sumber utama
informasi pada teori efikasi diri. Penelitian ini
mengungkapkan bahwa ibu menyusui yang
mendapatkan intervensi merasa lebih yakin
akan kemampuan mereka untuk menyusui
bayinya daripada ibu menyusui yang tidak
mendapatkan intervensi. Penelitian ini juga
mengungkapkan bahwa terdapat korelasi yang
positif antara efikasi diri dan pemeliharaan
perilaku, dalam hal ini adalah lama pemberian
ASI.
Efikas i di ri ibu dal am m enyusui
berkaitan dengan keyakinan spesifik ibu akan
kemampuannya dalam menyusui bayinya, yakni
ibu dapat mengontrol tuntutan lingkungan atau
situasi serta kondisi baik fisik dan psikologis
ibu pada masa postpartum dan menyusui yang
pada akhirnya berujung pada terbentuknya
pemberian ASI saja selama 2 bulan postpartum
(60 hari).
Didapatkan bahwa efikasi diri ibu
berhubungan dengan lama pemberian ASI,
yaitu efikasi diri ibu yang rendah mempuyai
risiko untuk terjadinya lama pemberian ASI
saja <60 hari 1,93 kali dibandingkan dengan
efikasi diri ibu yang tinggi (RR=1,93; 95%CI:
1,30–2,86; p=0,037). Hal ini juga dapat
diartikan bahwa efikasi diri ibu yang tinggi
akan meningkatkan lama pemberian ASI
sehingga pemberian ASI saja selama 2 bulan
(60 hari) akan lebih tinggi pula.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
oleh Ertem dkk. yang dikutip oleh Dennis
(2002) wanita dengan tingkat kepercayaan
yang kurang terhadap kemampuannya
dalam memberikan ASI secara signifikan
menghentikan pemberian ASI dalam 2 minggu
postpartum. Hal serupa juga dikemukakan
oleh Buxton dkk. dalam Dennis tahun 2003
bahwa 27% wanita dengan tingkat kepercayaan
diri rendah dalam pemberian ASI pada masa
prenatal akan menghentikan pemberian ASI
dalam waktu 1 minggu postpartum. Kegagalan
pemberian ASI terjadi 4–5 kali pada wanita
dengan kepercayaan diri yang kurang.
Efikasi Diri dan Lama Pemberian Air Susu Ibu ... 13
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
Penelitian oleh Shi dkk.(2008) menjelaskan
bahwa terdapat hubungan efikasi diri antara ibu
yang menyusui secara penuh yakni ASI saja
dan yang tidak, ibu dengan efikasi diri tinggi
1,06 kali untuk memberikan ASI secara penuh
daripada ibu dengan efikasi diri rendah. Hasil
yang sejalan juga didapatkan oleh Creedy dkk.
(2003) bahwa ibu dengan efikasi diri tinggi
pada masa antenatal secara signifikan akan
memberikan ASI pada 1 minggu dan 4 bulan
postpartum dibandingkan dengan ibu yang
memiliki efikasi diri rendah. Pada penelitian
ini juga menunjukkan bahwa ibu dengan
efikasi diri tinggi akan menyusui bayinya dan
melakukannya lebih eksklusif daripada ibu
dengan efikasi diri rendah.
Penelitian oleh O’Brien dkk. (2008) yang
menyatakan bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara lama menyusui dan efikasi diri
ibu menyusui, dengan setiap kenaikan satu poin
dari skor efikasi diri dari ibu menyusui (skor
range=14–70) dikaitkan dengan peningkatan
5% pada kemungkinan setiap peserta untuk
terus menyusui selama 6 bulan.
Penelitian oleh Taveras dkk.(2003)
menjelaskan bahwa ibu dengan keyakinan
diri yang rendah pada hari 1–2 postpartum
akan kemampuannya dalam menyusui akan
menghentikan menyusui bayinya pada 2
minggu postpartum.
D. SIMPULAN DAN SARAN
Efikasi diri ibu menyusui mempunyai
korelasi positif dengan lama pemberian ASI
saja selama 2 bulan postpartum. Ibu dengan
efikasi diri tinggi memberikan ASI saja lebih
Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu
dengan efikasi diri tinggi cenderung untuk
memulai menyusui dan tetap memberikan
ASI dengan dapat melewati tantangan atau
hambatan yang didapat selama masa menyusui,
sebaliknya ibu dengan efikasi diri rendah
kemungkinan akan memutuskan untuk tidak
memulai pemberian ASI atau secara dini
menyapih bayinya, atau memulai pemberian
makanan tambahan atau susu formula, hal
ini didasarkan pada rendahnya keyakinan ibu
atau kurang efektifnya mekanisme koping diri
ibu terhadap tantangan atau hambatan yang
dialami.
Berdasarkan hal tersebut di atas, efikasi
diri dapat berperan penting terhadap lama
pemberian ASI dalam penelitian ini adalah
selama 2 bulan postpartum. Tingkat efikasi
diri pada ibu menyusui dapat membantu tenaga
kesehatan untuk mengidentifikasi ibu yang
berisiko yang akan menyapih bayinya secara
dini dan dapat juga membantu tenaga kesehatan
untuk menetapkan intervensi yang tepat guna
meningkatkan lama pemberian ASI.
14 Efikasi Diri dan Lama Pemberian Air Susu Ibu ...
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
lama daripada daripada ibu dengan efikasi diri
rendah selama 2 bulan postpartum, dan efikasi
diri ibu yang rendah merupakan faktor risiko
terhadap lama pemberian ASI saja selama 2
bulan postpartum.
Mengingat efikasi diri berpengaruh
terhadap lama pemberian ASI saja maka
diaharapkan bidan dapat melakukan penilaian
efikasi diri sejak kehamilan trimester III sebagai
deteksi dini lama pemberian ASI. Bidan juga
diharapkan dapat memberikan pendidikan
kesehatan, dukungan, dan informasi tentang
pemberian ASI kepada ibu menyusui yang
memiliki efikasi diri rendah sehingga dapat
meningkatkan efikasi diri ibu dan berdampak
pada perpanjangan lama pemberian ASI.
DAFTAR PUSTAKA
Albery IP, Munafo M. Psikologi Kesehatan Panduan lengkap dan komprehensif bagi studi
psikologi kesehatan. Yogyakarta: Palmall; 2011.
American Academy of Pediatrics, Work Group on Breastfeeding. Breastfeeding and the use of
human milk. Pediatrics. 2005;115:496-506.
Awano M, Shimada K. Development and evaluation of a self care program on breastfeeding in
Japan: a quasi-experimental study. International Breastfeeding. 2010;5(9):1-10.
Bandura A. Self-efficacy the exercise of control. New York: W. H. Freeman and Company;
1997.
Bandura A. Self-efficacy: toward a unfying theory of behavioral change. Psychological Review.
1977;85(2).
Blyth R, Creedy DK, Dennis CL, Moyle W, Pratt J, De Vries SM. Effect of maternal confidence
on breastfeeding duration: An application of breastfeeding self-efficacy theory. Birth.
2002;29(4):278-84.
Creedy DK, Dennis CL, Blyth R, Moyle W, Pratt J, De Viers SM. Psychometric characteristics of
the breastfeeding self efficacy scale: data from an Australian sample. Research in Nursing
& Health. 2003;26.
Dennis CL. Breastfeeding initiation and duration: a 1990-2000 literatur review. J Obstet Gynecol
Neonatal Nurs. 2002;31:12-32.
Dennis CL. The breastfeeding self-efficacy scale: psychometric assessment of the short form. J
Obstet Gynecol Neonatal Nurs. 2003;32:734-44.
Departemen Kesehatan, Badan Pusat Statistik, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional,
Macro International. Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: DepKes RI;
2008.
Efikasi Diri dan Lama Pemberian Air Susu Ibu ... 15
GASTER Vol. 9 No. 2 Agustus 2012
Hatamleh W. The effect of a breast-feeding self-efficacy intervention on breastfeeding self-efficacy
and duration. PhD [disertasi]. Ohio: University of Cincinnati; 2006.
O’Brien M, Buikstra E, Hegney D. The influence of psychological factors on breastfeeding
duration. Journal of Advanced Nursing. 2008;63(4.
Pollard D, Guill M. The relationship between baseline self-efficacy and breastfeeding duration.
SOJNR [serial online] 2009 [diunduh 25 Oktober 2010];9(4)[15 screen]. Tersedia dari:
ULR: http://snrs.org/publications/SOJNR_articles2/Vol09Num04Art09.html.
Shi L, Zang J, Wang Y, Guyer B. Breastfeeding in rulal china: association between knowledge,
attitude, and practices. Human Lactation. [serial online] 2008 [diunduh 20 Oktober
2010];24(377):377-85. Tersedia dari: URL: http://jhl.sagepub.com/content/24/4/377.full.
pdf+html.
Suradi R, Tobing HKP. Bahan bacaan manajemen laktasi. Cetakan ke-3. Jakarta: Program
Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia. 2007.
Taveras EM, Capra AM, Braveman PA, Jensvold NG, Escobar GJ, Lieu TA. Clinican support and
psychosocial risk factors associated with breastfeeding discontinuation. Pediatrics [serial
online] 2003 [diunduh 30 Mei 2011];112;108-15. Tersedia dari ULR: http://pediatrics.
aappublications.org/content/112/1/108.full.html#related-urls
16 Efikasi Diri dan Lama Pemberian Air Susu Ibu ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar