Selasa, 23 April 2013

PERBEDAAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ASI EKSKLUSIF DAN DUKUNGAN SUAMI ANTARA IBU YANG MEMBERIKAN DAN YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI BLIMBING MALANG (THE DIFFERENCE OF HUSBAND’S KNOWLEDGE ABOUT EXCLUSIVE BREASTFEEDING AND THEIR SUPPORT AMONG WOMEN WHO FEED THEIR BABIES WITH EXCLUSIVE BREASTFEEDING AND THOSE WHO DO NOT ON PANDANWANGI LOCAL GOVERNMENT CLINIC REGION BLIMBING MALANG)


Laily Yuliatun1*), Maghfiratul Laily2)
1)Jurusan Keperawatan Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya
2)Mahasiswa Jurusan Keperawatan Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya
Jl. Veteran malang 65145
*)e-mail: laily.arifin@yahoo.co.id
ABSTRAK
Keberhasilan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal antara lain tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan suami bagi ibu menyusui. Penelitian bertujuan untuk membuktikan perbedaan pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan suami antara ibu yang memberikan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif. Jenis penelitian termasuk cross sectional study dengan populasi penelitian yaitu pasangan suami istri yang memiliki bayi yang berusia 6-7 bulan. Sample didapat dengan cara purposive sampling sebanyak 38 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup. Uji analisis statistik menggunakan mann whitney. Hasil penelitian menunjukkan 81% responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif dan 45% responden cukup mendukung ibu untuk menyusui. Pengetahuan suami tentang ASI eksklusif diperoleh nilai signifikansi p = 0,037 (p < 0,05), sedangkan untuk dukungan suami diperoleh nilai signifikansi p = 0,001 (p < 0,05). Ada perbedaan pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan suami antara ibu yang memberikan dengan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif. Disarankan untuk dilaksanakan kerjasama lintas sektoral dalam perancangan program yang dapat menunjang edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayi pada ibu hamil dan keluarganya, terutama suami. Serta bagi penelitian selanjutnya agar meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.
Kata kunci : pengetahuan, dukungan, suami, ASI eksklusif
2
ABSTRACT
The success of exclusive breastfeeding supplies influenced by internal and external factors. Father’s knowledge level about exclusive breastfeeding and father’s support for breastfeeding mother are include in external factor. This research intends to prove that there is a difference of husband’s knowledge about exclusive breastfeeding and their support among women who feed their babies with exclusive breastfeeding and those who do not. This research is a crossectional study with population of this research is married couples who have baby ages 6-7 months. The number of sample in this research is 38 respondents chosen with purposive sampling technique. Research data is collected by questionnaire with close ended question type, and then analized with mann whitney test. The result of this research showed that 81% respondents have good knowledge level about exclusive breastfeeding and 45% respondents are adequatly support mother to breastfeed. Result of knowledge level produces a significance by p = 0,037 (p < 0,05), whereas for father’s support produces a significance by p = 0,001 (p < 0,05). From both of sinificance value, it may be concluded that Ho is rejected. So there is a difference of husband’s knowledge about exclusive breastfeeding and their support among women who feed their babies with exclusive breastfeeding and those who do not. Suggestion from this research is to performed collaboration to design programs that can raise education about importance of exclusive breasfeeding to pregnant mother dan her family, particularly her husband. And for the next research to analized the other factors that related to exclusive breastfeeding supplies.
Keywords: knowledge, support, father, exclusive breastfeeding
LATAR BELAKANG
Keberhasilan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal antara lain tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan suami bagi ibu menyusui.
UNICEF menyatakan 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia tiap tahun bisa dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan sejak kelahirannya. Akan tetapi tingkat kesadaran masyarakat untuk memberikan ASI kepada bayinya masih sangat memprihatinkan. Survei demografi kesehatan Indonesia pada 2002 menunjukkan pemberian ASI pada bayi satu jam setelah kelahiran menurun dari 8% menjadi 3,7%. Pemberian ASI ekslusif selama enam bulan menurun dari 42,2% menjadi 39,5%, sedangkan penggunaan susu formula meningkat tiga kali lipat menjadi 32,5% (Nuryati, 2008).
ASI eksklusif adalah perilaku yang hanya memberikan ASI saja kepada bayi sampai berumur enam bulan tanpa makanan dan minuman ain kecuali obat (Baskoro, 2008). ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan karena mengandung semua bahan yang diperlukan oleh bayi. Bayi baru lahir bisa memenuhi unsur penting untuk kekebalannya hanya dari ASI (Wong, 1995). Proses menyusui seharusnya menjadi hubungan segitiga antara ibu, bayi, dan ayah. Peran yang bisa dilakukan ayah misalnya jika bayi ingin menyusu, ayah yang menggendong untuk diserahkan kepada ibu.
3
Pedersen dalam literatur families as learning environtment for children, mengemukakan bahwa kemampuan seorang ibu menyusui anaknya juga sangat dipengaruhi oleh perilaku suaminya. Dan banyak penelitian terbaru lainnya yang menemukan bahwa kehadiran dan dukungan penuh cinta dari suami sangat membantu istrinya untuk menjalankan perannya sebagai ibu (Simarmata, 2009). Banyaknya jumlah ASI yang diproduksi seorang ibu sangat bergantung pada kondisi emosi ibu. Kinerja myoepithel dalam memompa ASI keluar sangat tergantung pada hormon oksitosin yang dikirim oleh otak. Sedangkan oksitosin bisa keluar jika ibu merasa tenang dan disayang oleh suami serta mendapat dukungan dari orang-orang di sekelilingnya (Roesli, 2004).
Solusi yang dapat diberikan terkait dengan pengetahuan dan dukungan suami tentang ASI eksklusif yaitu kerjasama lintas sektoral dalam perancangan program yang dapat menunjang edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayi pada ibu hamil dan keluarganya terutama suami.
METODE
Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik dengan metode cross sectional. Sample diambil dengan cara purposive sampling dengan jumlah sample sebanyak 38 pasangan suami-istri yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 19 pasangan suami-istri yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan 19 pasangan suami-istri yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Karakteristik responden meliputi: 1) pasangan suami-istri yang mempunyai bayi berusia 6-7 bulan; 2) pasangan suami-istri yang tidak buta huruf; 3) pasangan suami-istri yang bersedia menjadi responden; 4) pasangan suami-istri yang tinggal dalam satu rumah setiap harinya.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pandanwangi Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kabupaten Malang pada bulan Januari 2010.
Instrumen untuk mengukur tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan suami dengan menggunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti.
Kemudian data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistik mann whitney, untuk mengetahui adanya perbedaan pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan suami antara ibu yang memberikan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif dengan tingkat kepercayaan alfa ≤ 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Karakteristik Responden Berdasar Pendidikan, Pekerjaan, Usia, Tingkat Pengetahuan Suami, Dukungan Suami
4
Gambar 1. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan suami
Gambar 2. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan istri
Gambar 3. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan suami
Gambar 4. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan istri
8%
32%
47%
13%
PENDIDIKAN SUAMI
SD
SMP
SMA
PT
8%
26%
47%
19%
PENDIDIKAN ISTRI
SD
SMP
SMA
PT
61%
39%
PEKERJAAN SUAMI
PETANI
PEGAWAI NEGERI
PEGAWAI SWASTA
WIRASWASTA
3%
26%
18%
53%
PEKERJAAN ISTRI
PETANI
PEGAWAI NEGERI
PEGAWAI SWASTA
WIRASWASTA
IBU RUMAH TANGGA
5
Gambar 5. Distribusi responden berdasarkan usia suami
Gambar 6. Distribusi responden berdasarkan usia istri
Gambar 7. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif
Gambar 8. Distribusi responden berdasarkan dukungan suami
Dari gambar 1 dan 2 didapatkan rata-rata pendidikan suami dan istri adalah SMA. Pada gambar 3 dan 4 didapatkan suami sebagian besar bekerja sebagai pegawai suasta dan istri sebagai ibu
61%
39%
USIA SUAMI
21-30
31-40
81%
16%
3%
USIA ISTRI
21-30
31-40
>40
3%
16%
81%
TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI
TIDAK BAIK
KURANG BAIK
CUKUP
BAIK
11%
26%
45%
18%
DUKUNGAN SUAMI
TIDAK MENDUKUNG
KURANG MENDUKUNG
CUKUP MENDUKUNG
MENDUKUNG
6
rumah tangga. Pada gambar 5 dan 6 didapatkan masing-masing suami maupun istri rata-rata berusia antara 21-30 tahun.
Pada gambar 7 didapatkan tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif masing-masing pada kelompok ibu yang memberikan ASI eksklusif diperoleh data yaitu tingkat pengetahuan baik (95%), sedangkan pada kelompok ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif diperoleh data yaitu tingkat pengetahuan baik (69%). Pada gambar 8 didapatkan dukungan suami pada ibu yang memberikan ASI eksklusif yaitu cukup mendukung (45%).
Uji Mann Withney (Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif)
Tabel 1. Uji mann withney (pengetahuan suami tentang asi eksklusif)
Status ASI Eksklusif
N
Mean Rank
Sum of Rank
Pengetahuan suami
tentang ASI eksklusif
Bukan ASI eksklusif
ASI eksklusif
19
19
16,97
22,03
322,50
418,50
Total
38
Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif
Mann-whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
132,500
322,500
-2,081
0,037
0,163a
Uji Mann Withney (Dukungan Suami)
Tabel 2. Uji mann withney (dukungan suami)
Status ASI Eksklusif
N
Mean Rank
Sum of Rank
Dukungan suami
Bukan ASI eksklusif
ASI eksklusif
19
19
13,71
25,29
260,50
480,50
Total
38
Dukungan Suami
Mann-whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
70,500
260,500
-3,413
0,001
7
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
0,001a
Dari tabel 1 didapatkan hasil analisis statistik menggunakan uji mann whitney untuk data tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif diperoleh nilai Asymp. Sig. (2- tailed) (probabilitas) sebesar 0,037.
Sedangkan dari tabel 2 didapatkan hasil untuk data dukungan suami diperoleh nilai Asymp. Sig. (2- tailed) (probabilitas) sebasar 0,001.
Kedua nilai Asymp. Sig. (2- tailed) (probabilitas) tersebut lebih kecil dari nilai alfa (alfa ≤ 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan suami antara ibu yang memberikan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif.
Pembahasan
Tingkat Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar suami memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif. Hal ini bisa dikaitkan dengan tingkat pendidikan suami yang sebagian besar adalah tamatan SMA, dimana pendidikan akan memberikan pengaruh kepada tingkatan pengetahuan seseorang. Dengan pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi tingkat penguasaan yang lebih tinggi terhadap materi yang harus dikuasai.
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang adalah usia. Karena usia dapat mempengaruhi memori atau daya ingat yanng dimiliki seseorang. Semakin tua umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya akan bertambah baik. Dengan demikian, semakin matang tingkat perkembangan seseorang akan mempengaruhi cara orang tersebut untuk mendapatkan pengetahuan.
Namun demikian masih ada suami yang mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang baik mengenai ASI eksklusif. Hal ini bisa disebabkan selain oleh tingkat pendidikan yang rendah, juga dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang dianut suami. Dimana suami beranggapan bahwa urusan menyusui dan merawat anak adalah urusan istri. Jadi suami tidak perlu tahu mengenai segala urusan menyusui dan merawat anak karena tidak akan ada gunanya.
Dukungan Suami
Dukungan dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya. Salah satu sumber dukungan yang paling dibutuhkan oleh ibu menyusui adalah dukungan dari suaminya. Dari data penelitian ini terlihat frekuensi tertinggi usia ibu terdapat pada rentang usia 21-30 tahun. Dimana menurut Friedman pada usia ini seseorang masih mempunyai emosi yang labil. Jadi sudah sepantasnya seorang suami memberikan dukungannya bagi istrinya yang sedang menyusui bayi mereka. Dengan dukungan tersebut ibu menyusui akan
8
merasa bahwa suaminya memperhatikan, menghargai, dan mencintainya. Dengan demikian ibu menyusui akan lebih memiliki motivasi untuk menyusui bayinya.
Akan tetapi masih ada suami yang kurang mendukung bahkan tidak mendukung istrinya untuk menyusui. Hal ini bisa disebabkan karena suami yang masih mengambil pekerjaan sampingan lain di luar pekerjaan pokoknya sebagai buruh pabrik seperti menjadi supir dan kuli bangunan. Dengan demikian, intensitas pertemuan suami, istri dan anak akan semakin jarang. Ketidakhadiran suami secara fisik, apabila terjadi terlalu sering akan mengurangi waktu suami untuk memberikan dukungan kepada istrinya yang sedang menyusui.
Pemberian ASI Eksklusif
Dari kuesioner yang dibagikan kepada kelompok ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya diperoleh data makanan yang biasa diberikan kepada bayi diantaranya adalah pisang, susu formula, dan bubur bayi. Adapun alasan dari para ibu mengapa memberikan makanan-makanan tersebut adalah karena merasa ASI tidak keluar, ASI yang keluar tidak lancar atau sedikit, puting susu yang belum keluar, ibu yang harus bekerja, bayi yang masih menangis setelah disusui karena masih lapar dan ASI saja tidak cukup, serta melatih mengenalkan makanan pada anak.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat terlihat bahwa tingkat pengetahuan ibu mengenai menyusui masih belum baik.
Perbedaan Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif Antara Ibu Yang Memberikan Dengan Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif
Dari perhitungan statistik dengan uji mann whitney diperoleh hasil bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif antara ibu yang memberikan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Academy Breastfeeding Medicine (ABM) yang berkesimpulan bahwa menyusui adalah proses bertiga dimana ayah memegang peranan penting.
Pasangan suami istri merupakan satu kesatuan yang dalam setiap urusan rumah tangganya akan selalu berkomunikasi. Begitu juga dengan pemberian ASI bagi bayi mereka. Walaupun bukan tokoh sentral dalam pemberian ASI, seorang suami tetap bisa berperan aktif dan bersinergi dengan ibu untuk menyususi bayinya.
Suami yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif akan cenderung memiliki perhatian yang lebih untuk ibu menyusui. Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa salah satu faktor predisposisi dari perilaku adalah faktor pengetahuan, sehingga akan ada hubungan yang positif antara pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dengan perilakunya bagi ibu menyusui.
Perbedaan Dukungan Suami Antara Ibu Yang Memberikan Dengan Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif
9
Dengan perhitungan uji mann whitney pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dukungan suami antara ibu yang memberikan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) yang menyebutkan bahwa macetnya proses pemberian ASI disebabkan oleh banyak hal, diantaranya bayi yang tidak bisa menghisap, posisi menyusui yang salah, ibu yang merasa tidak nyaman, serta suami dan lingkungan yang tidak mendukung.
Bagi sebagian ibu, menyusui bukanlah hal yang mudah. Banyak ibu baru yang kelelahan dan stres serta tidak yakin mampu memberikan air susunya sendiri untuk bayinya. Proses menyusui akan menjadi proses yang berat dan melelahkan bagi ibu. Masalah psikologis ibu seperti ini bisa mempengaruhi ibu sehingga tidak bisa menyusui anaknya.
Di saat ibu cemas dan kelelahan, suami dapat berperan mengulurkan dukungan dengan memberikan pujian dan dorongan bagi ibu. Dengan adanya suami yang selalu memberikan dukungan baik dukungan informasi, emosional, instrumental dan penilaian, seorang ibu akan lebih bersemangat dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Walaupun poses menyusui terkadang terasa berat dan melelahkan bagi ibu, dengan adanya dukungan dari suaminya akan terasa lebih ringan dan menyenangkan karena ibu merasa memiliki teman yang selalu siap untuk membantu dan mendengarkan keluhan dan masalah yang dihadapinya seputar menyusui.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) umumnya sebagian besar suami memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif; 2) sebagian besar suami termasuk dalam kategori cukup dalam mendukung istrinya selama pemberian ASI eksklusif; 3) ada perbedaan pengetahuan suami tentang ASI eksklusif antara ibu yang memberikan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif; 4) ada perbedaan dukungan suami antara ibu yang memberikan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif.
Saran yang dapat diberikan yaitu: 1) perlu dilaksanakan kerjasama lintas sektoral dalam perancangan program yang dapat menunjang edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayi pada ibu hamil dan keluarganya, terutama suami; 2) perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
Alkatiri, S. 2008. Sekali Lagi Khasiat ASI. http://majalah.tempointeraktif.com.
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Baskoro, A. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta: Banyu Media.
Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
10
Budiasih, K.S. 2008. Handbook Ibu Menyusui. Bandung: PT Karya Kita.
Muchtadi, D. 1996. Gizi untuk Bayi: ASI, Susu Formula dan Makanan.
Februhartanty, J. 2008. Dukungan Ayah Dalam Praktek Pemberian ASI Masih Minim. http://www.forum.kompas.com.
Kuntjoro, Z. 2002. Dukungan Sosial pada Lansia. http://www.e-psikologi.com.
Mardiati, I. 2006. ASI Eksklusif Pada Ibu yang Bekerja. http://ikatandokteranakindonesia.com.
Meliono, I. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Penerbitan FEUI.
Nizar, E. 2009. Ibu Baru Digoda Oleh Perusahaan Susu Formula Secara Ilegal. http://www.aimi-asi.org.
Notoatmodjo. 1993. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo. 2001. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Andi Offset.
Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam & Pariani. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV Info Medika.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nuryati, S. 2008. Susu Formula Dan Angka Kematian Bayi. http://www.unisosdem.org.
Reilly, J. 2006. Air Susu Ibu Versus Susu Botol. http://www.mail-archieve.com.
Roesli, U. 2004. Ayah Ikut Campur, ASI pun Berlimpah. http://www.forum.kompas.com.
Rohsiswatmo, R. 2007. Bakteri Baik Di Dalam ASI. http://www.parentsindonesia.com.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Simarmata, M. 2009. Mempererat Bonding Antara Bayi dan Ayahnya. http://cybermed.cbn.net.id.
Siswono. 2008. Mencerdaskan Anak Dengan ASI. http://www.gizi.net.
Sugiono. 1999. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alva Beta.
Wong, D.L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar